hgdfdkgnkgfklgdkgdfklgdkllk

Nov 6, 2013

Program Acara TV Terburuk Pembodohan Bangsa (Bagian 2)

Pada postingan kali ini, saya akan melanjutkan artikel Program Acara TV Terburuk Pembodohan Bangsa (Bagian 1) yang lalu. Buat yang belum sempat baca, silahkan cek disini. Tanpa perlu berlama-lama, karena saya juga sebenarnya malas buat postingan yang panjang-panjang. Check this out Program Acara TV Terburuk Pembodohan Bangsa (Bagian2) :

9. Ngulik & Ceriwis



Ngulik ini termasuk acara yang nggak pantes ditonton. Acara ini tidak mendidik, nggak ada moral dan sopan santunnya sama sekali, main nyelonong aja asal ngomong nggak ada aturan. Ngulik ini isinya cuma Asri Welas ngoceh-ngoceh sambil ngerecokin orang-orang aja.

Ceriwis isinya tidak lebih dari koar-koar Indra Bekti, Ruben Onsu, Cici Panda dan Papam yang sama sekali nggak penting. Parahnya lagi biasanya mereka mengambil lokasi di tempat-tempat wisata yang elit. Kalau begitu sih keenakan presenternya. Bisa menikmati jalan-jalan ke objek-objek wisata yang mewah, justru mereka yang dibayar! Coba pikirkan apa untungnya buat pemirsa menyaksikan aksi-aksi konyol mereka yang terkadang tak jarang berujung pada kesalahpahaman di antara mereka? Inikah yang dinamakan narsisme selebritis?

10. Bukan Empat Mata


Program acara ini tidak berkualitas dan tidak mendidik, acaranya candaan berbau pornografi dan asal ngomong doank. Dalam acara Empat Mata, tatkala tamu dan narasumber dimintai pendapat atau di kasih pertanyaan kemudian tamu sedang berusaha menyusun kata lebih baik untuk menjawab pertanyaan dari Tukul Arwana eeehhh... belum selesai bicara sang tamu malahan si Tukul Arwana sudah memotong pembicaraan dengan kalimat candaan asal cuap. Kelihatan bodoh bukan?

11. Pesbukers



Pesbukers ini adalah acara hiburan nggak jelas alurnya. Menurut KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) banyak pelanggaran yang telah dilakukan dalam penayangan acara Pesbukers seperti adegan yang melecehkan orang dan/atau masyarakat dengan kondisi fisik tertentu serta orientasi seks dan identitas gender tertentu, melanggar perlindungan anak, ditampilkannya anak-anak dalam siaran langsung melewati pukul 21.30 waktu setempat, serta pelanggaran terhadap norma kesopanan dan kesusilaan.

Jenis pelanggaran ini dapat dikategorikan sebagai pelanggaran terhadap perlindungan kepada orang dan/atau kelompok masyarakat tertentu, norma kesopanan dan kesusilaan, perlindungan anak, dan penggolongan program siaran.

12. dahSyat & inBox


Acara ini sama-sama gak jelas programnya, malah berdampak negatif untuk anak usia 15 Tahun ke bawah. Dimana yang seharusnya anak itu belajar, ini anak ternyata malah belajar menghafal setiap lagu-lagu Boyband atau Girlband yang nggak jelas juga apalagi ada goyang Gaspol dari DJ Cungkring. Disamping itu, kedua acara musik ini bertipe lipsync. Bayangin aja drum bunyi sendiri padahal enggak dipukul tapi drummer nya sok sibu mukul drum. Kaka Slank pernah menolak tampil di acara Dahsyat & Inbox sembari bernyanyi "Ku tak bisa... Lipsync... Lipsync... Bernyanyi"

13. Yuk Keep Smile


YKS Trans TV, acaranya joged-joged nggak jelas, bawa dampak negatif ke anak-anak yang nonton. YKS ini juga di dalamnya terdapat candaan celaan fisik, joged-joged setiap hari (kapan mau pinter org Indonesia nonton ginian?), tabur bedak sembarangan, dandan lebay alay. Acara ini mengajarkan kita menjadi orang gila dengan joged-joged nggak jelas tiap hari terus pakek kostum lebay alay yang bikin orang-orang jadi tambah gila. Nggak capek apa goyang-goyang geal-geol tiap hari pakek kostum kayak orang gila?

14. Infotaiment


Acara Infotainment tentang gosip artis, hukumnya wajib ditinggalkan, percuma deh ngomongin orang nggak jelas kayak gitu. Materi yang disiarkan Infotainment banyak membahas tentang pacaran, seks bebas, perceraian, perselingkuhan dan acara hura-hura artis.

Beberapa Efek/Dampak Buruk Dari Acara Infotainment Di Televisi Indonesia Pada Masyarakat :

a. Menyebarkan Fitnah/Isu/Kabar Burung
Jika berita infotainment itu hanya menduga-duga dari suatu permasalahan yang belum jelas faktanya maka bisa saja disebut sebagai fitnah.Fitnah lebih kejam dari pembunuhan, pencurian/perampokan/pengutilan, penipuan dan lain-lain.

b. Mengganggu Orang Yang Sedang Diperbincangkan / Dibahas
Yang namanya masalah kita diomongin dan diungkit-ungkit orang lain (ghibah) normalnya akan membuat kita tidak nyaman. Oleh sebab itu jika seseorang punya masalah atau kasus sebaiknya kita biarkan dia dulu menyelesaikan segala masalahnya. Setelah semua beres barulah minta izin langsung untuk meminta diliput. Selama ini wartawan main tayang saja tanpa meminta doa restu yang diliput.

c. Menjerumuskan Masyarakat Pada Gaya/Pola Hidup Yang Salah
Berita yang datang dari kaum yang suka ditiru orang, kalau tidak benar maka jelas berdampak tidak baik. Bahaya jika masyarakat meniru para artis yang identik/suka dugem, suka gaya hidup mewah, suka pergaulan bebas, suka narkoba, suka nikah siri dan sebagainya. Seharusnya dijelaskan pola hidup yang salah adalah salah, tidak baik ya tidak baik agar masyarakat tidak meriru yang jelek-jelek.

d. Contoh Buruk Bagi Anak-Anak
Kalau yang menonton adalah anak-anak maka akan lebih dahsyat dampak negatif yang ditimbulkannya. Jika anak-anak terobsesi ingin jadi selebriti bisa saja mereka akan meniru apa yang dilakukan selebriti kesayangannya termasuk yang jelek-jelek. Anak-anak dari kecil sudah diajarkan gosip, fitnah, gibah, gaya hidup mewah, dan lain-lain. Seharusnya acara infotainment ditayangkan larut malam ketika anak-anak sudah tidur.

e. Menghabiskan Waktu Para Penonton
Pembahasan suatu masalah dari seorang selebritis biasanya dipaksa panjang durasinya sehingga yang dibahas suka diulang-ulang atau ditambah-tambahkan. Belum lagi setiap acara infotainmen juga membahas kasus yang sama secara bertele-tele. Maka lengkap sudah waktu seseorang yang tersita untuk melihat permasalahan yang sama. Waktu pemirsa yang berharga jadi suka terbuang karena penyampaian yang bertele-tele dan dilama-lamakan.

15. Sinetron FTV



“Sinetron dan FTV nggak ada matinya!” barangkali seperti itulah ungkapan untuk kedua tayangan yang selalu mendapat rating tinggi di televisi. Tentunya hal ini bisa menjadi sebuah kebanggaan tersendiri karena produk dalam negeri lebih digemari ketimbang film seri impor. Namun alangkah sayangnya jika kebanggaan itu rusak gara-gara tayangannya jauh dari kualitas yang baik. Memang tidak semua sinetron/FTV berkualitas buruk. Akan tetapi besarnya jumlah sinetron/FTV buruk kualitas tersebut menutupi jumlah sinetron/FTV baik kualitas yang besarnya kurang dari satu persen. Ironi ini pernah menjadi pembicaraan publik, bahkan mantan Presiden Megawati pun pernah menyinggungnya. Dan sesungguhnya ada benarnya perhatian Presiden Megawati atas buruknya kualitas sinetron mengingat tayangan ini ditonton jutaan pemirsa. Jika buruknya kualitas sinetron/FTV tersebut dikonsumsi jutaan orang, maka jelaslah apa yang terjadi:

“Sebuah Pembodohan Massal!”
Buruknya kualitas sinetron ini bisa diukur dari kurangnya nilai-nilai kesopanan serta tingginya nilai-nilai hedonisme. Ukuran lain juga bisa dilihat langsung dari sangat rendahnya penyajian sinema, seperti peran, adegan, dan dialog tidak masuk akal yang sering kali ditampilkan. Sebut saja sebuah peran dari salah satu FTV di SCTV yang menampilkan seorang perempuan cantik yang berprofesi menjadi tukang bajaj (angkot paling sering). Dalam keadaan normal pastinya peran ini sangat tidak masuk akal. Sekarang bayangkan tukang bajaj cantik itu mengantar seorang pria kekar dan sangar. Apa yang terjadi kemudian adalah si tukang bajaj cantik akan diculik dan kemungkinan besar diperkosa! Barangkali bisa disebut puluhan sinetron dimana perempuan cantik berperan mulai dari menjadi sebagai pembantu, supir angkot, tukang gorengan, kernet bis, bahkan sampai tukang kubur.

Kebodohan lain dari sinetron/FTV adalah adegan kebetulan yang acap kali muncul. Penonton dengan mudah menebak kejadian ketika sang tokoh memergoki kekasihnya jalan dengan cowok lain, atau adegan dimana seorang cowok dengan tidak sengaja menabrak cewek di depannya, atau saling jatuh cinta di akhir cerita padahal pasangan ini saling bermusuhan pada awalnya. Adegan ini tidak terjadi dalam satu-dua FTV, melainkan puluhan atau mungkin ratusan. Jika hal-hal seperti ini terus-menerus ditayangkan maka otak penonton akan menyerapnya dan menganggapnya sesuatu yang masuk akal. Dan sekali lagi, apa yang akan terjadi jika penonton terus-menerus mengkonsuminya tentunya akan menjadi sebuah pembodohan massal!

Kini, sesuatu yang berlangsung di dunia sinetron/FTV bisa dibuat nyata oleh para penontonnya, khususnya para remaja putri. Mereka menjadi melow, galau, dan lebih memilih pergi bersama cowoknya ketimbang mengikuti nasihat orang tua. Keluguan para remaja putri pecinta sinetron/FTV ini bisa jadi dimanfaatkan teman laki-lakinya yang tidak bertanggung jawab (tentunya Anda juga tahu apa yang terjadi kemudian karena sudah terlalu banyak contohnya).

12 comments

Sepakat,
ad lagi tayangan lomba anak2 gk taw lupa namanya tayang di SCTV pokok ajarannya anak kecil tue pinter kalau bisa joget atau nyanyi atau akting di pandu pembawa acara super konyol tapi gak lucu sama sekali

Rindu akan acara2 kuis yang berbobot

setengah setuju setengah nggak -_-

Admin'a mana ya tolol bngt bikin fakta yg mancing orang emosi
kalau produser acara TV'a tau gimana lu DONGO mau di tuntut lu,orang mahh mikir dulu kalau mau berbuat sesuatu,nanti konsekuensi'a apa kalau lu bikin fakta" kaya gini?
emang untung'a apa lu,dapet apa lu bikin keributan kaya gini?

ente jadi admin lebay. fanatik bangsat lu
yang BODOH tu elu min yang ga bisa mensaring sebuah acara..kampungan lu min..
ditiap acara pasti ada sisi negatif sama positifnya.. tapi PEMIKIRAN OTAK LO YANG cuma setetes hanya liat negatifnya doang .. faktanya admin blog ini masih bocah yang fanatik

Opini yang gue tulis itu berdasarkan fakta di lapangan, klu menurut anda beda yah tak apalah. Semua orang bebas untuk berkomentar

Gue fanatik apanya bro, disini gue hanya ber-opini yang sesuai fakta di lapangan. Lebih cerdas lah mencerna sesuatu baru anda berkomentar

Sinetron dan artis-artis di Indonesia bisa dikatakan tidak ada yang berkualitas. Terkadang akting yang mereka perankan tidak sesuai dengan keadaan mereka. Dan herannya lagi di Inonesia kapan ada artis yang tenar langsung semua stasiun TV memanggilnya, ujung2nya penonton jadi malas nonton...

Itu semua karena untuk kepentingan rating semata, sehingga artis nya pun tidak bekerja sesuai bidang mereka.

yang komen negatif ketahuan kalau mereka udah ketularan virus-virus acara yang gak bermutu dan lebay

awkakwak setuju brohh :D


EmoticonEmoticon